THE BIG FIVE PERSONALITY
Kepribadian merupakan aspek psikologis yang berperan penting dalam menentukan perilaku individu. Secara umum, kepribadian merupakan sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang relatif menetap pada individu. Menurut Allport (dalam Mastuti, 2005), kepribadian didefinisikan sebagai suatu organisasi yang dinamis dalam diri individu yang merupakan sistem psychophysical dan hal tersebut dapat menentukan penyesuaian diri individu secara unik terhadap lingkungannya. Definisi ini menekankan pada interaksi antara atribut eksternal terhadap internal individu seperti peran individu dalam lingkungan sosial, penampilan individu, dan reaksi individu terhadap orang lain. Sedangkan menurut Feist & Feist (dalam Ramadhani, Anward, & Rachmah, 2014), kepribadian merupakan pola sifat yang relatif permanen serta karakteristik unik yang memberikan konsistensi individualitas perilaku seseorang. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan kombinasi antara karakteristik mental dengan stabilitas fisik yang memberi identitas pada individu serta berkaitan pula dengan sifat natural atau alami yang dimiliki oleh masing-masing individu untuk melakukan interaksi dengan lingkungannya.
Kepribadian tidak dapat terbentuk begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: faktor internal (genetik) serta faktor eksternal (lingkungan). Faktor genetik mempunyai peranan penting dalam menentukan kepribadian individu, khususnya yang berkaitan dengan aspek unik dari individu tersebut (Caspi dalam Pervin & John, 2001). Faktor lingkungan terdiri dari faktor budaya, kelas sosial, keluarga, teman sebaya, situasi.
Di antara faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh signifikan dalam pembentukan kepribadian adalah pengalaman individu sebagai hasil dari budaya tertentu. Hal ini berarti masing-masing anggota dari suatu budaya akan mempunyai karakteristik kepribadian tertentu yang umum (Pervin & John, 2001). Faktor lain yaitu faktor kelas sosial yang membantu menentukan status individu, peran yang mereka mainkan, tugas yang diembannya dan hak istimewa yang dimiliki. Faktor ini mempengaruhi bagaimana individu melihat dirinya dan bagaimana mereka membentuk persepsi anggota dari kelas sosial lain (Pervin & John, 2001). Selain itu, faktor lingkungan yang paling penting adalah berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian adalah keluarga dan teman sebaya mengingat individu akan sering melakukan interaksi dengan orang lain ketika berada di lingkungan keluarga atau teman sebaya. Tidak kalah penting, faktor situasi turut mempengaruhi terbentuknya kepribadian. Meskipun relatif menetap, kepribadian individu dapat berubah pada situasi-situasi tertentu sesuai dengan tuntutan dari setiap situasi yang dialami.
Faktor-faktor tersebutlah yang membuat setiap individu memiliki tipe kepribadian yang berbeda sehingga mereka dapat menampilkan perilaku yang berbeda pula ketika ditempatkan dalam suatu lingkungan maupun organisasi. Ada banyak teori yang membahas mengenai tipe-tipe kepribadian individu. Salah satu teori tipe kepribadian yang paling sering digunakan dalam dunia kerja adalah teori “Model Lima Besar” atau “The Big Five Personality” yang dikemukakan oleh seorang psikolog terkenal yaitu Lewis Goldberg. The Big Five Personality terdiri dari 5 dimensi kunci yaitu Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness dan Neuroticism. Untuk mempermudah mengingatnya, kita dapat menggunakan huruf pertama dari masing-masing dimensi sehingga menjadi “OCEAN”.
Berikut merupakan penjelasan singkat mengenai The Big Five Personality:
Dimensi kepribadian openness to experience ini mengelompokan individu berdasarkan ketertarikan dan keinginan untuk mengetahui serta mempelajari hal-hal yang baru. Individu dengan skor tinggi pada dimensi ini cenderung lebih kreatif, imajinatif, memiliki keingintahuan yang tinggi dan berpikiran luas. Sebaliknya, individu dengan skor rendah pada dimensi “openness to experience” adalah individu yang cenderung konvensional dan nyaman terhadap apa yang telah ada serta akan mengalami kegelisahan jika diberikan tugas-tugas baru.
Individu yang memiliki dimensi kepribadian conscientiousness cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan, penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan, memiliki disiplin diri yang tinggi serta dapat dipercaya. Karakteristik positif pada dimensi ini adalah dapat diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada pencapain. Sedangkan sifat kebalikan dari conscientiousness adalah individu yang cenderung kurang bertanggung jawab, terburu-buru, tidak teratur dan kurang dapat diandalkan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Dimensi kepribadian extraversion berkaitan dengan tingkat kenyamanan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Individu yang mendapatkan skor tinggi dalam dimensi ini disebut extraversion. Individu dengan karakter ini cenderung senang bergaul, mudah bersosialisasi, hidup berkelompok dan tegas. Sebaliknya, individu yang memiliki skor rendah disebut introversion, yaitu mereka yang pemalu, suka menyendiri, penakut dan pendiam.
Individu yang berdimensi agreeableness cenderung lebih patuh dengan individu lainnya dan memiliki kepribadian yang ingin menghindari konflik. Karakteristik positif dimensi ini adalah kooperatif (dapat bekerjasama), penuh kepercayaan, bersifat baik, hangat dan berhati lembut serta suka membantu. Karakteristik kebalikan dari sifat agreeableness adalah mereka yang tidak mudah bersepakat dengan individu lain karena suka menentang, bersifat dingin dan tidak ramah.
Neuroticism merupakan dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam menahan tekanan atau stres. Individu yang memiliki skor rendah dalam dimensi ini memiliki karakteristik positif yang disebut dengan emotional stability (stabilitas emosional), individu dengan emosi yang stabil cenderung tenang saat menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh. Sedangkan individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi ini cenderung mudah gugup, depresi, tidak percaya diri dan mudah berubah pikiran.
Lalu apa manfaat yang dapat kita peroleh setelah mengetahui tipe kepribadian dalam teori The Big Five Personality? Dalam dunia kerja, mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion dan karakteristik tentu saja menjadi harapan bagi banyak orang. Maka dari itu, dengan memahami teori kepribadian big five personality akan sangat berguna dalam menentukan perkembangan karir. Berikut merupakan beberapa manfaat yang dapat diperoleh:
Dengan demikian, tipe kepribadian merupakan hal yang penting untuk diketahui, bukan? Siapkan diri kamu dan cari tahu tipe kepribadianmu sekarang!
Referensi:
Mastuti, E. (2005). Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa. INSAN, 264-276.
Pervin, L. A., & John, O. P. (2001). Personality: Theory and Research ed. 8. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Ramadhani, H. R., Anward, H. H., & Rachmah, D. N. (2014). Peran Lima Besar Kepribadian Terhadap Kecenderungan Buli pada Remaja. Jurnal Ecopsy, 120-125.