Jl. Monumen 45 No.12 Setabelan, Banjarsari, Surakarta.

To Be A Good Leader

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Organisasi merupakan wadah bagi individu untuk berkumpul dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Di dalam organisasi terdapat sumber daya manusia yang memegang peranan penting bagi perkembangan dan pertumbuhan organisasi tersebut. Organisasi diharapkan dapat mengelola SDM dengan baik agar dapat diandalkan dalam mencapai visi, misi, dan target organisasi. Oleh karena itu dibutuhkan seorang pimpinan yang berkualitas dengan gaya kepemimpinan tertentu agar dapat memberikan motivasi bagi anggota sehingga mereka dapat bekerja dengan baik dan optimal.

Kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar dapat bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2007, dalam Lengkong, 2015). Hal ini mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan peranan yang sangat fundamental, dimana seorang pemimpin harus dapat diandalkan untuk menciptakan integrasi yang serasi dengan anggotanya. Pemimpin memiliki kewajiban untuk menjabarkan program kerja, memberikan petunjuk yang jelas, harus berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat, mengembangkan kerjasama yang harmonis, mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan sesuai batas tanggung jawab, mampu mendayagunakan pengawasan sebagai alat kendali, serta harus berusaha meningkatkan kemampuan dan bertanggung jawab.

Peranan seorang pemimpin diperlihatkan dengan mampu membina kerjasama, mengarahkan dan mendorong semangat bekerja anggota, mempengaruhi dan memberikan sikap serta perilaku individu dan kelompok sehingga akan membentuk gaya kepemimpinan yang diharapkan (Lengkong, 2015).  Gaya kepemimpinan diartikan sebagai bagaimana seorang pemimpin berperilaku dan menyusun strategi sebagai hasil perpaduan antara falsafah, keterampilan, sifat, serta sikap yang diterapkan pemimpin ketika sedang mempengaruhi kinerja anggota (Tampubolon, 2007:9, dalam Suryani, 2018). Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu mementingkan pelaksanaan tugas, hubungan Kerjasama, dan hasil yang dicapai.

Menurut Kartini Kartono (dalam Nurlia, 2017), terdapat 6 gaya kepemimpinan sebagai berikut:

  1. Kharismatik: Gaya ini memiliki kekuatan energi, daya tarik, dan pembawaan yang hebat dalam mempengaruhi orang lain sehingga pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini memiliki banyak pengikut yang dapat dipercaya.
  2. Paternalistis: Pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini bersifat kebapak-bapakan, dengan sifat tersebut ia menganggap bawahannya sebagai individu yang tidak atau belum dewasa dan menganggap sebagai anak sendiri yang perlu dikembangkan. Ia bersikap terlalu melindungi dan tidak memberikan kesempatan bawahannya untuk mengembangkan imajinasi. Gaya kepemimpinan ini menunjukkan seolah dirinya paling tahu dan paling benar dalam mengambil suatu keputusan.
  3. Militeristis: Pemimpin yang menerapkan gaya ini hampir memiliki kesamaan dengan gaya kepemimpinan otoriter. Perbedaannya adalah gaya kepemimpinan ini lebih keras, sekeras militer dan selalu memberikan sanksi-sanksi jika tidak sesuai dengan apa yang diinstruksikan.
  4. Laissez Faire: Gaya kepemimpinan ini sang pemimpin membiarkan bawahannya dan setiap anggota berbuat semau mereka sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam setiap kegiatan. Setiap tugas dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh bawahan. Pemimpin seperti ini merupakan pemimpin symbol, biasanya tidak memiliki keterampilan teknis, tidak memiliki kewibawaan, tidak dapat mengontrol anak buah, tidak mampu melakukan koordinasi kerja, dan tidak dapat menciptakan suasana kerja yang kooperatif.
  5. Demokratis: Kepemimpinan ini berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan sehingga dapat melakukan tugas-tugas administrasi secara efektif. Terdapat koordinasi pekerjaan dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal dan dapat bekerjasama bersama bawahannya. Gaya kepemimpinan ini bukan terletak pada personal individu pemimpin, akan tetapi pada partisipasi aktif dari setiap anggota.
  6. Otoriter: Pemimpin dengan gaya kepemimpinan otoriter cenderung memiliki sifat egois yang besar dan sifat tersebut dapat mendorong mereka untuk memutar balikkan fakta atau kenyataan sehingga sesuai dengan pandangan subyektif yang diinterpretasikan sebagai kenyataan. Pemimpin seperti ini juga senang memaksakan keinginan pribadi dan memiliki pengikut untuk mencapai hal tersebut. Kesetiaan pengikut biasanya akan cepat melonggar dan disiplin kerja akan ikut menurun.

Pemimpin perlu memikirkan gaya kepemimpinan yang tepat supaya dapat memaksimalkan kinerja dan memudahkan penyesuaian dengan segala keadaan dan kondisi dalam organisasi. Selain itu, gaya kepemimpinan yang tepat juga diperlukan untuk memaksimalkan pembimbingan pada bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan.

Referensi

Lengkong, N. E. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Tirta Sukses Perkasa (Club( Cabang Airmadidi. Tugas Akhir, Politeknik Negeri Manado, Program Studi Manajemen Bisnis.

Rohma, N. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Al-Ijarah Indonesia Finance Lampung. SKRIPSI, Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung.

Suryani, L. N. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Boga Lestari Sentosa (Kenny Rogers Roasters) Indonesia. Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia (JENIUS), 2(1), 92-108.

Kontak kami disini

Psikotes Online Waskita merupakan salah satu platform psikotes online dari Waskita Empowering Human Capital yang didirikan di Solo pada tahun 2004 oleh psikolog lulusan Universitas Indonesia Gus Minging Dinamulya Setiawan, S.Psi., MBA., Psikolog.

cs@waskita.net
+62 822 4216 6729